Sunday, March 10, 2013

My Bucket List

“Berbisnislah dengan Allah dengan cara sedekah. Umroh adalah salah satu sedekah yang utama”

Begitulah kira-kira yang pernah saya baca di salah satu buku mengenai Islam. Tapi saya lupa judulnya. Hehe. Dan sesuatu yang membuat saya ingin umroh cukup sederhana. Waktu saya kuliah, saya sempat nonton salah satu film televisi berjudul Tukang Bubur Naik Haji. Saat itu sinetronnya belum ada dan belum seheboh sekarang. Di ftv itu diperlihatkan Ka’bah meskipun hanya sekilas. Saya langsung terharu, dan di dalam hati, saya berjanji pada diri saya sendiri “kamu harus kesana Irma. At least 1 kali dalam hidup kamu”.

Sampai akhirnya rencana umroh itu juga datang dengan sederhana. Berawal dari ngobrol-ngobrol santai bersama 2 sahabat saya, ervi dan onde, di grup bbm. Waktu itu kami merasa bosan, jenuh dan butuh liburan. Kami sepakat untuk menabung. Akhirnya kami rencanakan untuk umroh. Dan saya pun memasukan berangkat umroh sebagai resolusi saya di tahun 2013.

Awalnya rencana kami berangkat di bulan april. Tapi ternyata kita bisa berangkat di bulai februari karena kuota travel masih mencukupi. Tapiiiii....ternyata ervi sama onde nggak bisa ikut. Ervi nggak dapet ijin cuti dari kantornya dan onde belum bisa berangkat sekarang. Akhirnya saya coba ajak mamah & papah. Dan beliau mau. Horeeee!!! :D


"Allah tidak memanggil orang yang mampu, tetapi allah memampukan orang yang terpanggil"

And it really happen. Saat saya berangkat, saya ikut travel dengan jumlah rombongan 45 orang. Kami sempat transit di singapur untuk ganti pesawat. Dan changi airport itu jauuuhhh lebih bagus dari soeta airport #yaiyalah #salahfokus.

Changi Airport
 

Ok, kembali ke cerita. Saat di changi, ada 1 orang rombongan yang -entah kenapa jadi- beda. Tatapan matanya kosong, mulut komat kamit. Saat akan dibawa untuk boarding dia ga mau. Sempet ngamuk gitu. Ga tau kenapa. Setelah melewati sesi bujuk membujuk yang sampai melibatkan pihak travel, maskapai, dan bandara, akhirnya semua sepakat, orang tersebut dipulangkan lagi ke indonesia karena takut kalo diterusin ikut bakalan ada apa-apa. Jadi ditinggallah dia di singapur ditemani kakaknya yg harusnya ikut juga umroh. Yah, mungkin itulah, dia sudah mampu, tapi blm terpanggil *merinding*. 

menemukan bobotoh arab di King Abdulaziz Airport :))
Akhirnya sampailah kami di Madinah. Kota pertama yang kita singgahi. Pertama kali saya lihat Masjid Nabawi di kota ini adalah...Subhanalloh. Masjidnya indah banget. Kebetulan saya sampai Madinah siang hari, jadi payung-payung yang ada di Nabawi sedang terbuka. Amazed liatnya :')

 

Masjid Nabawi di malam hari


Masjid Nabawi setelah Shalat Subuh

Madinah

Dan yang nggak bisa saya lupain saat di Masjid Nabawi adalah saat mengunjungi roudhoh. Saya pernah baca, roudhoh adalah jantungnya Nabawi. Di sana ada makam dan rumah Rasulullah. Roudoh merupakan tempat yang mustajab untuk berdoa. Selain itu ada juga rumah Fatimah, putri Rasul. Saat mengunjungi roudhoh memang butuh perjuangan. Roudhoh dibuka untuk perempuan hanya di malam hari. Sebelumnya saya diberitau, ada wilayah masjid dengan karpet merah, itu adalah masjid nabawi asli yang dibangun oleh Rasul *merinding lagi*, dan di dalam sana ada 1 wilayah dengan karpet hijau, itulah roudhoh.

Perbedaan karpet di roudhoh (pic from google)

Saat mulai masuk ke karpet merah, semua orang udah desak-desakan. Ratusan orang berusaha masuk kesana. Saya kebawa arus, terus lari kedepan. Sampai akhirnya saya stuck, udah ga bisa lari lagi. Saya liat ke bawah, saya sudah berdiri di karpet hijau. Di roudhoh! air mata saya langsung meleleh. Terharu. Saya terus berdoa. Salah satu teman saya bilang, saat di roudoh kita baru ngerasain lirik lagu bimbo "rindu kami padaMu ya Rasul, rindu tiada terperi. Berabad jarak dariMu ya Rasul, serasa dikau disini" it's TRUE! Disana saya merasa dekat dengan Rasul, mungkin karena dekat dengan makamnya *berkaca-kaca lagi*.

Kawasan Roudhoh (pic from google)
Kota kedua yang kami kunjungi adalah Makkah. Kotanya hampir sama dengan Madinah. Bangunan-bangunannya serupa. Kotak, dengan warna-warna pastel. Kalo liat sekilas kaya kota yang dibangun di film inception. Hehe. Oiya, kota Makkah dan Madinah ini tidak bisa dimasuki oleh orang yang bukan beragama Islam. Sebelum masuk kota Makkah ada tugu yang menandakan batas kota. Selain itu ada rambu-rambu yang menerangkan kalo selain yang beragama Islam tidak boleh memasuki kota ini (saya nggak sempet fotoin rambunya. Hehe)
kota Makkah
Tugu batas kota Makkah. Maaf ga jelas, bisnya ngebut :p
Pertama kali liat Masjidil Haram saya masih belum percaya kalo saya bisa berada di tempat sesuci itu :'). Masjidnya gede banget. Meskipun lagi ada pembangunan, tapi tetep keliatan megahnya. Waktu umroh, mendadak saya jadi cengeng. Cepet terharu. 
Saat tawaf pertama kira-kira jam 1 atau 2 malem. Saya kira jam segitu nggak akan begitu padet. Ternyata salah. Orang yang tawaf masih banyak, yang sai juga lumayan banyak. Mungkin banyak yang memilih tawaf malam karena cuacanya nggak panas dan mungkin sekalian itikaf. Waktu umroh kedua, rombongan saya ambil jadwal siang hari. Memang lebih sedikit daripada waktu malem. Dan saat ngerasain tawaf siang itu memang mata agak silau (nggak agak sih. hehe) karena lantai di Masjidil Haram itu tidak menyerap panas, jadi panasnya dipantulkan. Alhasil semua rombongan tawaf pake kacamata item. Sempet jadi pertanyaan boleh atau nggak, tapi kata pembimbing kami boleh-boleh aja karena memang tujuan untuk melindungi bukan untuk gaya-gayaan. Hehe.



suasana tawaf
suasana sa'i
7 hari pun serasa nggak cukup. 3 hari di Madinah kerasa sebentar banget. 4 hari di Makkah waktu nggak kerasa. Akhirnya udah hari terakhir. Kita keliling kota Jeddah. Di Jeddah kita sering temuin patung-patung yang bentuknya abstrak atau benda tak bernyawa. Kunjungan terakhir sebelum ke bandara adalah ke Laut Merah, laut yang pernah dibelah Nabi Musa. Disana kita sholat di Masjid Terapung. Sebenernya nama Masjid Terapung cuma nama yang dikasih sama orang-orang Indonesia karena masjidnya berada di atas laut merah dan kalo lautnya lagi pasang, masjidnya seolah-seolah mengapung di laut


Masjid Terapung
Tempat shalat wanita. Membelakangi laut dengan angin sepoi-sepoi. Sejuuukkk..


airnya jernih banget

eh, ke-upload :p
nemu tukang baso. ini laut merah atau pangandaran?
Akhirnya salah satu resolusi saya yang utama di tahun 2013 bisa terealisasi. My biggest bucket list (for now) is accomplished! Alhamdulillah. Dan doa saya sekarang adalah semoga saya bisa kembali kesana. Dengan kadar keimanan yang lebih tinggi. Amin :)






No comments:

Post a Comment