“Berbisnislah dengan Allah dengan cara sedekah. Umroh adalah salah satu
sedekah yang utama”
Begitulah kira-kira yang pernah saya baca di salah satu buku
mengenai Islam. Tapi saya lupa judulnya. Hehe. Dan sesuatu yang membuat saya
ingin umroh cukup sederhana. Waktu saya kuliah, saya sempat nonton salah satu
film televisi berjudul Tukang Bubur Naik Haji. Saat itu sinetronnya belum ada
dan belum seheboh sekarang. Di ftv itu diperlihatkan Ka’bah meskipun hanya
sekilas. Saya langsung terharu, dan di dalam hati, saya berjanji pada diri saya
sendiri “kamu harus kesana Irma. At least 1 kali dalam hidup kamu”.
Sampai akhirnya rencana umroh itu juga datang dengan sederhana. Berawal
dari ngobrol-ngobrol santai bersama 2 sahabat saya, ervi dan onde, di grup bbm.
Waktu itu kami merasa bosan, jenuh dan butuh liburan. Kami sepakat
untuk menabung. Akhirnya kami rencanakan untuk umroh. Dan saya pun memasukan berangkat umroh
sebagai resolusi saya di tahun 2013.
Awalnya rencana kami berangkat di bulan april. Tapi ternyata kita bisa
berangkat di bulai februari karena kuota travel masih mencukupi. Tapiiiii....ternyata
ervi sama onde nggak bisa ikut. Ervi nggak dapet ijin cuti dari kantornya dan
onde belum bisa berangkat sekarang. Akhirnya saya coba ajak mamah & papah.
Dan beliau mau. Horeeee!!! :D
"Allah
tidak memanggil orang yang mampu, tetapi allah memampukan orang yang
terpanggil"
And it
really happen. Saat saya berangkat, saya ikut travel dengan jumlah rombongan 45
orang. Kami sempat transit di singapur untuk ganti pesawat. Dan changi airport
itu jauuuhhh lebih bagus dari soeta airport #yaiyalah #salahfokus.
|
Changi Airport |
|
Ok, kembali
ke cerita. Saat di changi, ada 1 orang rombongan yang -entah kenapa jadi- beda.
Tatapan matanya kosong, mulut komat kamit. Saat akan dibawa untuk boarding dia
ga mau. Sempet ngamuk gitu. Ga tau kenapa. Setelah melewati sesi bujuk membujuk
yang sampai melibatkan pihak travel, maskapai, dan bandara, akhirnya semua
sepakat, orang tersebut dipulangkan lagi ke indonesia karena takut kalo diterusin ikut bakalan
ada apa-apa. Jadi ditinggallah dia di singapur ditemani kakaknya yg harusnya
ikut juga umroh. Yah, mungkin itulah, dia sudah mampu, tapi blm terpanggil
*merinding*.
|
menemukan bobotoh arab di King Abdulaziz Airport :)) |
Akhirnya
sampailah kami di Madinah. Kota pertama yang kita singgahi. Pertama kali saya
lihat Masjid Nabawi di kota ini adalah...Subhanalloh. Masjidnya indah banget.
Kebetulan saya sampai Madinah siang hari, jadi payung-payung yang ada di Nabawi
sedang terbuka. Amazed liatnya :')
|
Masjid Nabawi di malam hari |
|
|
|
|
Masjid Nabawi setelah Shalat Subuh |
|
|
|
Madinah
Dan yang
nggak bisa saya lupain saat di Masjid Nabawi adalah saat mengunjungi roudhoh.
Saya pernah baca, roudhoh adalah jantungnya Nabawi. Di sana ada makam dan
rumah Rasulullah. Roudoh merupakan tempat yang mustajab untuk berdoa. Selain itu ada juga rumah Fatimah, putri Rasul. Saat
mengunjungi roudhoh memang butuh perjuangan. Roudhoh dibuka untuk perempuan
hanya di malam hari. Sebelumnya saya diberitau, ada wilayah masjid dengan
karpet merah, itu adalah masjid nabawi asli yang dibangun oleh Rasul *merinding
lagi*, dan di dalam sana ada 1 wilayah dengan karpet hijau, itulah roudhoh.
|
Perbedaan karpet di roudhoh (pic from google)
Saat mulai masuk ke karpet merah, semua orang udah
desak-desakan. Ratusan orang berusaha masuk kesana. Saya kebawa arus, terus
lari kedepan. Sampai akhirnya saya stuck, udah ga bisa lari lagi. Saya liat ke
bawah, saya sudah berdiri di karpet hijau. Di roudhoh! air mata saya langsung
meleleh. Terharu. Saya terus berdoa. Salah satu teman saya bilang, saat di
roudoh kita baru ngerasain lirik lagu bimbo "rindu kami padaMu ya Rasul,
rindu tiada terperi. Berabad jarak dariMu ya Rasul, serasa dikau disini"
it's TRUE! Disana saya merasa dekat dengan Rasul, mungkin karena dekat dengan makamnya *berkaca-kaca lagi*.
|
Kawasan Roudhoh (pic from google) |
Kota
kedua
yang kami kunjungi adalah Makkah. Kotanya hampir sama dengan Madinah.
Bangunan-bangunannya serupa. Kotak, dengan warna-warna pastel. Kalo liat
sekilas kaya kota yang dibangun di film inception. Hehe. Oiya, kota
Makkah dan Madinah ini tidak bisa dimasuki oleh orang yang bukan
beragama Islam. Sebelum masuk kota Makkah ada tugu yang menandakan batas
kota. Selain itu ada rambu-rambu yang menerangkan kalo selain yang
beragama Islam tidak boleh memasuki kota ini (saya nggak sempet fotoin
rambunya. Hehe)
|
kota Makkah |
|
Tugu batas kota Makkah. Maaf ga jelas, bisnya ngebut :p |
Pertama kali
liat Masjidil Haram saya masih belum percaya kalo saya bisa berada di
tempat sesuci itu :'). Masjidnya gede banget. Meskipun lagi ada
pembangunan, tapi tetep keliatan megahnya. Waktu umroh, mendadak saya jadi
cengeng. Cepet terharu.
Saat
tawaf pertama kira-kira jam 1 atau 2 malem. Saya kira jam segitu nggak
akan begitu padet. Ternyata salah. Orang yang tawaf masih banyak, yang
sai juga lumayan banyak. Mungkin banyak yang memilih tawaf malam karena
cuacanya nggak panas dan mungkin sekalian itikaf. Waktu umroh kedua,
rombongan saya ambil jadwal siang hari. Memang lebih sedikit daripada
waktu malem. Dan saat ngerasain tawaf siang itu memang mata agak silau
(nggak agak sih. hehe) karena lantai di Masjidil Haram itu tidak
menyerap panas, jadi panasnya dipantulkan. Alhasil semua rombongan tawaf
pake kacamata item. Sempet jadi pertanyaan boleh atau nggak, tapi kata
pembimbing kami boleh-boleh aja karena memang tujuan untuk melindungi
bukan untuk gaya-gayaan. Hehe.
|
suasana tawaf |
|
|
suasana sa'i |
7
hari pun
serasa nggak cukup. 3 hari di Madinah kerasa sebentar banget. 4 hari di
Makkah
waktu nggak kerasa. Akhirnya udah hari terakhir. Kita keliling kota
Jeddah. Di Jeddah kita sering temuin patung-patung yang bentuknya
abstrak atau benda tak bernyawa. Kunjungan terakhir sebelum ke bandara
adalah ke
Laut Merah, laut yang pernah dibelah Nabi Musa. Disana kita sholat di
Masjid Terapung. Sebenernya nama Masjid Terapung cuma nama yang dikasih
sama orang-orang Indonesia karena masjidnya berada di atas laut merah
dan kalo lautnya lagi pasang, masjidnya seolah-seolah mengapung di
laut.
|
Masjid Terapung |
|
|
|
|
|
No comments:
Post a Comment